Kisah Inspiratif Surati Porter Wanita Gunung Merbabu

Perempuan Tangguh Gunung Merbabu

Inspirasi bisa datang dari siapa saja dan kapan saja bahkan di mana saja begitupun dari seorang Porter Gunung Meerbabu

Beliau menginspirasi karena memang sangat "out of the box" Bagaimana tidak pekerjan porter yang biasanya di lakukan oleh para lelaki di sini ada perempuan yang melakoni pekerjaan tersebut.

Adalah Surati seorang wanita yang tinggal di lereng Gunung Merbabu seorang wanita yang menginspirasi banyak hal 

Bagaimana tingginya Gunung Merbabu berkali-kali ia daki tidak hanya mendaki dengan beban ringan tetapi juga dengan beban berat, sperti pada umumnya porter di Gunung Jawa membawa barang pendaki dengan tas besar, begitupun Surati juga menggunakan peralatan yang sama dengan untuk membawa peralatan tersebut.

Banyak orang yang mendaki dengan bawa beban sendiri saja sudah ngap nafasnya,lain halnya dengan Surati dengan langkah pastinya setapak demi setapak mulai ia taklukan tanjakan Merbabu seolah di tanjakan itu ia lihat indahnya masa depan, ketika sampai  sunrise camp juga tidak berpangku tangan meskipun seorang wanita tetap cakap mempersiapkan berbagai peralatan pendakian, seperti membangun tenda, menyiagakan peralatan masak dan peralatan lain yang di perlukan.

Keseharianya memang tak lepas dari kegiatan fisik yang langsung berhubungan dengan alam banyak hal yang ia geluti seperti pertanian dan peternakan 

Di bidang pertanian Surati membudidayakan tanaman daun bawang, kentang dan tanaman sayur lain sepeti cabai dan kol.

Kegiatan pertanian juga bukan hal ringan karena tidak terlepas dair material tanam seperti pupuk, bibit dan pengolajan tanah, terlebih tanaman kentang mulai penanaman juga sudah bayak membutuhkan pupuk kandang, terbayang lah bagaimana penganggukatanya. Bahkan ketika musim panen tiba kentang juga membutuhkan angkutan yang tidak sedikit.

Di musim tertentu juga merawat tumbuhan tembakau sampai mengolahnya setelah tembakau memasuki masa pengolahan mulai dari pemetikan, pengangkutan, pemeraman, perajangan sampai proses pengeringan

Di bidang peternakan memang sebagaimana kabupaten Boyolali memiliki khas dengan sapinya Surati juga berternak sapi tak ayal ngarit (kegiatan mencari rumput) menjadi bagian aktivitas nya di setiap hari. 

Untuk kegiatan pertanian dia bahu membahu dengan suaminya juga dengn sesama anggota kelurga lainya, khususnya saat musim panen tiba.

Budaya Guyuban yang kental sebagai simbol kegotong royongan masih eksis di lakukan sampai sekarang, seperti saat lahan milik Surati ini memasuki  masa panen, maka saudara sekeluarga lain membantu dengan ikhlas hati tanpa mengharap bayaran, begitupun kebalikanya saat saudara Surati memanen hasil pertanianya dia beserta suami juga melakukan hal yang sama yaitu Guyuban.

Meski demikian tak berbeda dengan wanita pada umumnya Surati juga masih mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan yang berada di Desa Tersebut, seperti mennjenguk saat ada tetangga atau saudara sakit, menjenguk ketika ada yang lahiran, juga mendatangi pada acara khitanan atau nikahan, juga masih mengikuti acara sosial keagamaan yang ada.

Perempuan Tangguh yang tak Pernah Mengeluh


Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah kehidupan mbak Surati ini.

Berperan tanpa memandang dan mengeluhkan Gender

Baginya menjadi wanita tidak menyurutkan semangat untuk berperan dalam keluarga dan masyarakat meski demikian peran dia sebagai seorang ibu untuk anak-anaknya dan istri dari suaminya tetap di jalankan dengan baik.

Sosial kemasyarakatan khas warga desa yang masih kental suasana guyub rukun  serta tolong menolong juga masih bisa ia jalani, bukan karena kesibukan lalu meninggalkan interaksi dengan lingkungan dan sesama.

Sepenggal kata yang membuat kami terkesan dari nya adalah "tetap jalani pekerjaan dengan senang hati agar semua terasa lebih ringan dan syukuri pemberian tuhan agar semua terasa nikmat"

Salam Mlampah Salam Lestari

Posting Komentar

0 Komentar

By Chat/By Call